Seperti yang kita ketahui bahwa teori belajar sangatlah berimplikasi besar dalam pembelajaran. dengan adanya teori belajar, para guru dapat dengan mudah mengetahui karakter para peserta didik. Setelah seorang guru memberikan sebuah stimulus, peserta didik akan menunjukkan respon masing-masing. Sehingga guru pun dapat mengetahui langkah apa yang harus diambil dari respon yang diberikan oleh peserta didik.
IMPLIKASI TEORI BELAJAR DALAM
PEMBELAJARAN
MAKALAH
Diajukan
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
”Psikologi Belajar”
Dosen Pembimbing:
M. Bahri Mustofa, M.Pd.I
Disusun Oleh:
Siti Nadhirotus S D07209063
FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2009/2010
BAB II
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara luas teori belajar selalu
dikaitkan dengan ruang lingkup bidang psikologi atau bagaimanapun juga
membicarakan masalah belajar ialah membicarakan sosok manusia. Ini dapat
diartikan bahwa ada beberapa ranah yang harus mendapat perhatian. anah-ranah itu
ialah ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Akan tetapi manusia
sebagai makhluk yang berpikir, berbeda dengan binatang. Binatang adalah juga
makhluk yang dapat diberi pelajaran, tetapi tidak menggunakan pikiran dan akal
budi. Ivan Petrovich Pavlov, ahli psikologi Rusia berpengalaman dalam melakukan
serangkaian percobaan. Dalam percobaan itu ia melatih anjingnya untuk
mengeluarkan air liur karena stimulus yang dikaitkan dengan makanan. Proses
belajar ini terdiri atas pembentukan asosiasi (pembentukan hubungan antara
gagasan, ingatan atau kegiatan pancaindra) dengan makanan. Proses belajar yang
digambarkan seperti itu menurut Pavlov terdiri atas pembentukan asosiasi antara
stimulus dan respons refleksif.
Dasar penemuan Pavlov tersebut,
menurut J.B. Watson diberi istilah behaviorisme. Watson berpendapat bahwa
perilaku manusia harus dipelajari secara objektif. la menolak gagasan
mentalistik yang bertalian dengan bawaan dan naluri. Watson menggunakan teori
classical conditioning untuk semuanya yang bertalian dengan pembelajaran. Pada
umumnya ahli psikologi mendukung proses mekanistik. Maksudnya kejadian
lingkungan secara otomatis akan menghasilkan tanggapan. Proses pembelajaran itu
bergerak dengan pandangan secara menyeluruh dari situasi menuju segmen (satuan
bahasa yang diabstraksikan dari kesatuan wicara atau teks) bahasa tertentu.
Materi yang disajikan mirip dengan metode dengar ucap.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.bagaimana cara aplikasi teori belajar behavioristik?
2.bagaimana cara aplikasi tori belajar humanistic?
3.bagaimana cara aplikasi teori belajar kognitif?
4.
bagaimana cara aplikasi teori belajar dalam perspektif islam?
C. TUJUAN PENULISAN
1. untuk mengetahui cara
aplikasi teori belajar behavioristik
2. untuk mengetahui cara
aplikasi tori belajar humanistic
3. untuk mengetahui cara
aplikasi teori belajar kognitif
4. untuk mengetahui cara
aplikasi teori belajar dalam perspektif islam
D. MANFAAT PENULISAN
Sebagai bahan referensi bagi pembaca
maupun sebagai tambahan ilmu pengetahuan, serta untuk menyelesaikan tugas dan
menambah wawasan bagi penulis.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Aplikasi Teori Belajar Behaviorisme
Belajar
adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara
stimulus dan respon. Perubahan perilaku dapat berujud sesuatu yang konkret atau
yang non konkret, berlangsung secara mekanik memerlukan penguatan. Aplikasi
teori belajar behaviorisme dalam pembelajaran, tergantung dari beberapa hal
seperti tujuan pembelajaran, sifat meteri pelajaran, karakteristik siswa, media
dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.
Aplikasi
teori belajar behaviorisme menurut tokoh-tokoh antara lain :
a. Aplikasi Teori Pavlov
Contohnya
yaitu pada awal tatap muka antara guru dan murid dalam kegiatan belajar
mengajar, seorang guru menunjukkan sikap yang ramah dan memberi pujian terhadap
murid-muridnya, sehingga para murid merasa terkesan dengan sikap yang ditunjukkan
gurunya.
b.
Aplikasi Teori Thorndike
·
Sebelum guru dalam kelas mulai mengajar, maka anak-anak
disiapkan mentalnya terlebih dahulu. Misalnya anak disuruh duduk yang rapi,
tenang dan sebagainya.
·
Guru mengadakan ulangan yang teratur, bahkan dengan ulangan
yang ketat atau sistem drill.
·
Guru memberikan bimbingan, pemberian hadiah, pujian, bahkan
bila perlu hukuman sehingga memberikan motivasi proses belajar mengajar.
c.
Aplikasi Teori Skinner
Guru
mengembalikan dan mendiskusikan pekerjaan siswa yang telah diperiksa dan
dinilai sesegera mungkin
Ada 2 metode untuk mengembangkan pola tingkah laku baru.
1)
Shaping
Kebanyakan
yang diajarkan di sekolah-sekolah adalah tingkah laku yang kompleks.tingkah
laku yang kompleks ini dapat diajarkan melalui proses “shaping”atau “successive
approximation”.proses ini dimulai dengan penetapan tujuan,kemudian diadakan
analisa tugas,langkah-langkah kegiatan murid,dan reinforcement terhadap respon
yang diinginkan.
Fraznier (1969)
mengemukakan 5 langkah perbaikan tingkah laku murid:
a.
Datang di kelas pada waktunya
b.
Berpartisipasi dalam belajar dan merespon gugu
c.
Menunjukkan hasil tes dengan baik
d.
Mengerjakan pekerjaan rumah
e.
Penyempurnaan
Hewet
(1967) menyelenggarakan “engineered classroom”untuk menolong murid-murid yang
mengalami hambatan emosi.
2) Modeling
Modeling
adalah suatu bentuk belajar yang tak dapat disamakan dengan classical
conditioning maupun operant conditioning.Dalam modeling, seseorang yang belajar
mengikuti kelakuan orang lain sebagai model.Tingkah laku manusia lebih banyak
dipelajari melalui modeling atau imitasi daripada melalui pengajaran lansung
Prosedur-prosedur
pengendalian atau perbaikan tingkah laku
1)
Memperkuat tingkah laku bersaing
Dalam
usaha merubah tingkah laku yang diinginkan, diadakan penguatan tingkah laku
yang diinginkan, misalnya dengan kegiatan kerjasama, membaca, dan bekerja di
suatu meja untuk mengatasi kelakuan menentang, melamun, dan hilir mudik.
2)
Ekstingsi
Ekstingsi
dilakukan dengan membuang atau meniadakan peristiwa-peristiwa penguat tingkah
laku. Ekstingsi dapat dipakai bersama-sama dengan metode lain seperti
“modeling” dan “social reinforcement”
3)
Satiasi
Suatu
prosedur menyuruh seseorang melakukan
perbuatan berulang-ulang sehingga ia menjadi lelah atau jera.
4)
Perubahan lingkungan stimuli
Beberapa
tingkah laku dapat dikendalikan oleh perubahan kondisi stimulis yang
mempengaruhi tingkah laku itu.
5)
Hukuman .
Untuk
memperbaiki tingkah laku hukuman hendaknya diterapkan di kelas dengan
bijaksana. Hukuman dapat mengatasi tingkah laku yang tak diinginkan dalam waktu
singkat, untuk itu perlu disertai dengan reinforcement. Hukuman menunjukkan apa
yang tak boleh dilakaukan murid sedangkan reward menunjukkan apa yang mesti
dilakukan oleh murid.
2. Aplikasi Teori Belajar
Humanistik
Belajar
adalah menekankan pentingnya isi dari proses belajar bersifat eklektik,
tujuannya adalah memanusiakan manusia atau mencapai aktualisasi diri. Aplikasi
teori humanistik dalam pembelajaran guru lebih mengarahkan siswa untuk berpikir
induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara
aktif dalam proses belajar. Hal ini dapat diterapkan melalui kegiatan diskusi,
membahas materi secara berkelompok sehingga siswa dapat mengemukakan pendapatny
masing-masing di depan kelas. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya apabila kurang mengerti terhadap materi yang diajarkan. Pembelajaran
berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterpkan pada materi-materi
pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan
sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan
aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar
dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.
Guru
yang baik menurut teori ini adalah : Guru yang memiliki rasa humor, adil,
menarik, lebih demokratis, mampu berhubungan dengan siswa dengan mudah dan
wajar.Ruang kelads lebih terbuka dan mampu menyesuaikan pada perubahan.
Sedangkan guru yang tidak efektif adalah guru yang memiliki rasa humor yang
rendah ,mudah menjadi tidak sabar ,suka melukai perasaan siswa dengan komentsr
ysng menyakitkan,bertindak agak otoriter, dan kurang peka terhadap perubahan yang
ada.
Menurut
Hamacheek (1969): guru-guru yang efektif tampaknya adalah guru-guru yang
manusiawi. Mereka yang mempunyai rasa humor, adil, menarik, lebih demokratis
dari pada autokratik dan mereka harus mampu berhubungan dengan mudah dan wajar
dengan para siswa, baik secara perorangan atau perkelompok. Guru yang tidak
efektif jelas kurang memiliki rasa humor, mudah menjadi tidak sabar,
menggunakan komentar-komentar yang melukai dan mengurangi rasa ego, kurang
terintegrasi, cenderung bertindak otoriter dan kurang peka terhadap kebutuhan
siswa mereka.
Gagne
dan Briggs mengatakan bahwa pendekatan humanistic adalah pengembangan
nilai-nilai dan sikap pribadi yang di kehendaki secara social dan pemerolehan
pengetahuan yang luas tentang sejarah, hastra, dan pengolahan strategi berpikir
produktif
3.
Aplikasi teori belajar
kognitif
Ahli psikologi belum puas dengan
penjelasan yang terdahulu (stimulus-response-reinforcement).mereka berpendapat
bahwa tingkah laku seseorang selalu didasarkan pada kognisi,yaitu suatu
perbuatan mengetahui atau perbuatan pikiran terhadap situasi dimana tingkah
laku itu terjadi.Tiga tokoh penting pengembang teori psikologi kognitif,yaitu:
1)
Piaget, yang
mengemukakan tentang perkembangan kognitif anak sesuai dengan perkembanngan usia.
Para pendidik memandang bahwa teori piaget itu dapat dipakai sebagai
dasar pertimbangan guru didalam menyusun struktur dan urutan mata pelajaran
didalam kurikulum.
Yang terpenting guru harus menngerti
alam pikiran anak dan tradisinya dari tingkat-tingkat perkembangan intelektual
tersebut di atas.
Studi piaget mengisyaratkan agar guru meneliti bahasa siswa dengan
seksama untuk memahami kualitas berpikir anak dalam kelas. Deskripsi piaget
mengenai hubungan antara tingkat perkembangan konseptual anak dengan bahan
pelajaran yang kompleks menunjukkan bahwa guru harus memperhatikan apa yang
harus di ajarkan dan bagaimana mengajarkannya. Situasi belajar yang ideal adalah
keserasian antara bahan pengajaran yang kompleks dengan tingkat perkembangan
konseptual anak. Jadi guru harus dapat menguasai perkembangan kognitif anak dan
menentukan jenis kemampuan yang di butuhkan oleh anak untuk memahami bahan
pelajaran itu.
2) Bruner, yang mengembangkan psikologi
kognitif dengan menemukan metode belajar”discovery”.
Dengan menekankan pada discovery
murid akan belajar mengorganisir problem-problem dari pada menghadapi problem
itu dengan metode hit dan miss. Murid yang terlatih dengan discovery learning
akan mempunyai skill dan teknik dalam pekerjaannya lewat problem-problem riel
di dalam lingkungannya. Istilah discovery learning sering di artikan sama
dengan inkuiri training atau problem solving dan ketiganya sering dipakai
bergantian. Bruner mengemukakan metode mengajar dengan discovery ini, ia ingin
memperbaiki pengajaran yang selama ini hanya mengarah kepada menghafal
fakta-fakta saja, tidak memberikan kepada murid pengertian tentang
konsep-konsep atau prinsip yang terdapat dalam pelajaran.
3) Ausubel ,yang berpendapat jika pemgetahuan disusun dan disajikan
dengan baik,siswa akan dapat belajar dengan efektif melalui buku teks dan
metode-metode ilmiah.
Ia mengemukakan jika Expository
Teaching itu dapat di organisir dan di sajikan dengan baik akan dapat
menghasilkan pengertian yang baik pula. Yang perlu di perhatikan guru ialah
strategi mengajarnya. Sebagai contoh: pelajaran berhitung bisa menjadi rote
learning bila murid hanya di suruh menghafal rumus tanpa mengetahui arti rumus
itu. Sebaliknya bisa bermakna bila murid di ajar sehingga tau arti dan fungsi
dari formula tersebut.
4.
Aplikasi
teori belajar dalam konsep islam
Diantara prinsip-prinsip belajar yang
penting dalam islam adalah sebagai berikut:
- Membangkitkan Motivasi
Menurut hasil penelitian
proses belajar terjadi dengan cepat dan efektif jika ada motivasi.
Membangkitkan motivasi belajar pada individu dapat dilakukan denga metode janji
dan ancaman dan bercerita.
- Pemberian ganjaran (reward)
Rosulullah SAW
mengisyarakan urgensi ganjaran dalam mendukung perilaku tertentu yang dituntut
untuk dipelajari.
Penelitian empirik
mutakhir telah membuktikan bahwa engaruh ganjaran dalam mendukung proses
belajar dapat menjadi lebih kuat jika ganjaran itu datang segera setelah
melakukan tugas yang dituntut untuk dipelajarinya. Setiap kali pemberian
ganjaran itu terlambat maka pengaruhnya akan melemahkan proses belajar.
Ganjaran itu tidak harus
berupa materi akan tetapi dapat berupa non materi dalam bentuk pujian
menganggap bagus atau motivasi. Dalam pendidikan dan pengajaran penerpan
ganjaran lebih efektif dibandingkan dengan hukuman.
- Mengulang dan berpartisipasi aktif dalam praktik
Pengulangan akan
memelihara pengetahuan atau ketrampilan yang dimiliki seseorang.
Belajar akan lebih baik
dan lebih cepat jika berpartisipasi aktif dalam proses belajar dan
mempraktikkkan sendiri perilaku yang dituntut untuk dikuasai.
- Perhatian
Perhatian sangat penting
dalam belajar. Manusia tidak bisa mempelajari sesuatu yang tidak ia perhatikan.
Karena para guru itu selalu membangkitkan perhatian murid agar dapat memahami
apa yang ingin ia ajarkan. Mengambil perhatian murid dapat dilakukan dengan
beberapa cara, diantaranya mengajukan pertanyaan dialog dan diskusi, serta
menggunakan fasilitas-fasilitas tertentu untuk menarik perhatian.
- Belajar secara Periodik
Salah satu prinsip penting
dalam belajar dan mengubah perilaku adalah pertahanan dalam mengikis kebiasaan
buruk yang telah mengakar dan mempelajari kebiasaan baru yang lain sebagai ganti
dari kebiasaan yang lama.
BAB III
PENUTUP
A.Simpulan
Teori
belajar humanisme dan behaviorisme memiliki ciri khas masing-masing Teori
belajar humanisme berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
perilakunya bukan sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah
mambantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing- masing
individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik &
membantu dalam mewujudkan potensi- potensi yang ada pada diri mereka.Sedangkan
teori belajar behavioristik merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai
akibat adanya interaksi antara stimulus dengan respons yang menyebabkan siswa
mempunyai pengalaman baru. Aplikasinya dalam pembelajaran adalah bahwa guru
memiliki kemampuan dalam mengelola hubungan stimulus respons dalam situasi
pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat optimal.
B.Saran
Pengertian,
prinsip, dan perkembangan teori pembelajaran hendaknya dipahami oleh para
pendidik dan diterapkan dalam dunia pendidikan dengan benar, sehingga tujuan
pendidikan akan benar-benar dapat dicapai. Dengan memahami berbagai teori
belajar, prinsip-prinsip pembelajaran dan pengajaran, pendidikan yang
berkembang di bangsa kita niscaya akan menghasilkan out put-out put yang
berkualitas yang mampu membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
DAFTAR PUSTAKA
- http://alkohol7.wordpress.com/2008/11/21/makalah-psikopen-teori-belajar/
- Soemanto, Wasty. Psikologi pendidikan. 1990. Rineka Cipta : Bandung
- Ahmadi, Abu. Psikologi Belajar. 1999. Rineka Cipta : Bandung
Posting Komentar